Saturday, 19 August 2017

Hidup BerTuhan Uang?



Indikator #1
Ketika ia ada hati merasa tenang, ketika ia tiada hati merasa resah, gelisah, panik, dan bingung.

Seakan-akan ialah yang bisa mencukupkan dan menyelesaikan semua masalah. Padahal, banyak dan cukup adalah dua hal yg tidak berhubungan secara langsung.

Kita bisa punya banyak, tapi kecukupan adalah persoalan keberkahan.

Di beberapa kasus, sy sering menemukan beberapa sahabat alumni yang punya properti di berbagai kota, tanahnya dimana-mana, kendaraannya lebih dari satu, namun ketika Allah takdirkan 'mampet', maka beli beras pun tak mampu. Betapa sulit sekali ketika ingin menjual asset2nya.

Sekali lagi, ini adalah persoalan keberkahan. Bukan tentang banyak atau sedikit, tapi tentang kelapangan atau kesempitan.

--------------------------------------------

Indikator #2
Ketika ia menjadi pusat perhatian kita, siang malam, menjadi tema utama yang terus kita sebut-sebut, trending topic teratas yang membuat diri kita begitu antusias, melebihi kuantitas dan kualitas dzikir kita kepada Allah.

Atas nama upaya mengejarnya, yang katanya bagian dari ibadah, namun dalam proses tsb kita menomor tujuh kan Allah (bukan hanya menomor dua kan).

Jika sudah seperti ini, maka akhir ceritanya adalah kesibukan yang tiada henti, angan-angan yang tiada ujung, kebingungan yang tiada putus, dan akan kembali kepada kekurangan yang seolah tiada pernah cukup.

--------------------------------------------

Indikator #3
Ketika keberadaannya menjadi dasar optimisme dan kepercayaan diri.

Jika ia ada, maka PD itu muncul dalam diri. Kita bersandar dan bergantung pada keberadaannya.

Saat ia tiada, jadilah kita pribadi pesimis, tak berani kita bermimpi dan punya visi. Seakan kita lupa bahwa kita punya Allah yang Maha Kuasa.

Percaya diri itu bukanlah bertumpu pada kemampuan dan sumber daya diri, percaya diri yang sejati adalah ketika kita yakin bahwa kita bersama Allah Yang Maha Menolong.

#MenemaniPerjalananCintaPadaNya#
#by.Sonny Abi Kim#

No comments:

Post a Comment